Wednesday, December 7, 2011

learn from experience

"Pengalaman memang sesuatu yang berharga. Entah pengalaman baik maupun pengalaman buruk. Baik pengalaman yang membuat kita melambung tinggi ke atas sana maupun pengalaman hidup yang membuat kita terpuruk hampir menyatu tanah. Alangkah menyenangkannya ketika kita dapat mengambil makna dari setiap detik pengalaman yang kita lewati. Rasa bersyukur akan kita rasakan ketika kita bisa memperoleh hikmah dari tiap-tiap pengalaman hidup kita dan bangkit untuk memulai hari yang baru."

Apa pengalaman itu hanya terjadi begitu saja? Menjadi sebuah memori dari masa lampau yang tidak perlu kita ingat dan ungkit lagi, atau kita kubur dalam-dalam di lubuk hati kita??

Hal ini selalu membayang-bayangi diri gw selama gw hidup 17 tahun lebih.

Yeap, experience.

Tentunya ga bakal ada habisnya kalau gw ceritain semua pengalaman hidup gw. Begitu pula orang lain. Namun ketika ditanyakan pengalaman terpahit dalam hidup, yakinlah hampir semua orang akan inget. Kemungkinan besar, saking banyaknya, orang akan bingung untuk menjelaskan detil dari pengalaman itu sendiri. 

Gw berusaha untuk belajar dari setiap kejadian-kejadian yang udah gw lewati.
Berharap dari semua kejadian itu gw memetik sesuatu, merenungkannya, dan ngga mengulanginya lagi di masa sekarang dan di masa depan.
Tentu ga semuanya selalu sukses. Gw tetep masih manusia yang bisa melakukan salah. 

Hanya saja, ada orang yang dengan sengaja dan sadar membiarkan diri dy statis akan sifatnya yang sekarang tanpa mengindahkan segala pengalaman pahitnya di belakang, atau malah, dy belum pernah sekalipun merasakan apa itu pahitnya pengalaman ketika ga ada orang yang meng'gampar' dirinya.

intermezzo, gw bukan lah sesosok cewek yang dengan mudah percaya akan yang namanya 'sahabat'.
Sekuat apapun gw berusaha meyakinkan diri gw bahwa si anu adalah sahabat gw, semakin gw menemukan bahwa sosok yang namanya sahabat ga ada dalam dirinya.
Dari sekian puluh ribu temen lu, yakinlah hanya sepersekian persen yang bener-bener peduli akan diri lu luar dalem.
Jadi gw memutuskan untuk stop mencari sahabat, tetapi jadilah seorang sahabat bagi orang lain. Berusaha yang terbaik, bukan menjadi diri yang palsu.

Sahabat bukan lah orang yang harus selalu ada untuk lu
Sahabat adalah seseorang yang bersembunyi di saat lu melambung tinggi dan ga napak, yang siap menegur lu saat lu jatuh nanti
Sahabat bukan lah orang yang selalu sehobi dengan lu
Sahabat adalah seseorang yang mampu mengerti segala kondisi yang sedang lu hadapi, meski dia ga 24 jam bersama lu
Sahabat bukan lah seseorang yang selalu mensupport lu dalam segala hal
Sahabat adalah seseorang yang tidak memihak, mengatakan salah jika lu salah, mengatakan benar jika lu benar, menjadi pendengar berikut seseorang yang akan membantu lu menyelesaikan masalah lu
Sahabat bukan lah seseorang yang harus mengerti apa mau lu
Sahabat adalah seseorang yang senantiasa mengingatkan lu akan prioritas dan kebutuhan lu


Mungkin kata-kata gw masih ada yang salah, mengingat gw sendiri ga begitu paham sama yang namanya sahabat. Hanya aja, dari sekian banyak orang, gw hanya bisa menemukan 1-2 sahabat yang gw cerminkan di atas. Dengan jelas gw bisa membedakan, mana yang disebut kenalan, teman, teman dekat/karib dan sahabat.

Back to the topic, experience.
Masalah dalam persahabatan juga udah jadi rusuk tubuh gw. This problems come easily but hard to go. Mulai dari kesalahpahaman sampai fitnah. well, hidup ga mungkin lepas dari masalah kan? Tinggal gimana cara kita menyelesaikannya aja. Kuncinya cuma satu-dua hal.

Pertama, jangan biarkan diri lu kalah oleh emosi. Biarkan diri lu yang menguasai emosi, bukan sebaliknya. Karena kalau menyelesaikan dengan emosi di ubun-ubun, percaya lah, masalah lu ngga bakal ilang, cuma nambah. Karena apa yang masuk ke otak maupun keluar dari mulut itu berlandaskan emosi yang meluap-luap. Tenang, maka lu bisa berfikir dengan jernih.

Kedua, jangan pernah menyelesaikan masalah lewat media tulis. Contoh, sms, bbm, twitter, facebook, chat, etc. Menurut pengalaman pribadi aja, tulisan itu sumber segala masalah. Orang yg lu ajak ngomong beresiko ga sepaham sama maksud lu, dan hanya nambah persoalan baru.  Malah, sebelum lu selesai menjelaskan sesuatu, orang lain akan menyela kata-kata lu dan membuat lu emosi. see? better face to face aja, sekalian lu bisa liat apakah orang itu menghargai lu atau ga dari mata n cara bicaranya. Tentunya langkah kedua ini dilakuin barengan dengan yang pertama.

Sisanya, bicara dengan baik-baik. Biasanya masalah muncul karena adanya sebuah kesalahpahaman, akhirnya merembet kemana-mana. Ini saat yang tepat untuk menjelaskan dari A-Z, dengan kepala dingin dan pikiran terbuka. Pikiran terbuka sangat penting dalam masalah ini. Hey, mana yg lu pilih, jadi brengsek karena jujur lalu masalah terpecahkan atau jadi manusia munafik sepanjang hidup lu? 

Namun tatkala beberapa tindakan kita untuk diam ngga ada salahnya, dengan catatan kita bertekad untuk merubah kebiasaan buruknya suatu saat dan memapah dia menjadi lebih baik.

Hal ini jelas membuat gw merubah sistem pemikiran gw tentang penyelesaian masalah. Dari yang awalnya selalu meledak-ledak n ga mau kalah dalam adu pendapat, gw belajar untuk merendah diri dan berusaha melihat dari 2 sisi, ga dari sisi gw aja.
Penting : berhentilah bicara ketika tidak diperlukan. percaya lah kalau bicara berlebihan, akan menjadi boomerang untuk diri lu suatu saat. 

Pengalaman dalam cinta pun bikin gw banyak belajar.
Jujur lah sebelum semua terlambat, masalah dalam pacaran menjadi masalah berdua, bukan masalah pribadi satu orang aja. Ga bisa ngomong banyak, karena gw ga pernah sukses dalam hal ini *ha-and-ha*
yang jelas, alasan di setiap kali putus, jadikan sebagai alat introspeksi diri kita lebih dalam dan hindari untuk melakukannya sekali lagi saat akan memulai hubungan baru. Jangan sampai lu putus di hubungan berikutnya karena alasan yang sama. Itu berarti diri kita masih belum bisa memaknai pengalaman pahit sebelumnya.

Pengalaman selalu akan menjadi guru terbaik dalam hidup.
Saat terpuruk, bangkit dan berdiri lah, siapkan diri lu untuk menyambut hari baru
Bukan berarti mengubur dalam-dalam pengalaman kemarin, tetapi petik hikmahnya
Jangan memposisikan diri lu terlalu tinggi di atas, karena saat jatuh rasanya akan begitu menyakitkan :)
So, use your experience well ^^


#justmyopinion#



---end of note---




No comments:

Post a Comment